Siang itu, Selasa, 30 Agustus 2016 handphoneku berbunyi. Ada pesan di group whatsapp keluarga yang isinya membuat emosiku yang saat itu sedang bekeja tiba-tiba menjadi haru. Yap, Alifa Nur Arsyila lahir dari seorang perempuan hebat yang sebelumnya sudah menahan kontraksi dari hari Sabtu. Melalui proses operasi caesar, tepat jam 09:21 pagi, bayi mungil sepanjang 46 cm dan berat 3,1 kg ini merasakan alam yang berbeda dari rahim sang ibu, yaitu dunia. Tangisnya membuncah meramaikan ruangan yang sebelumnya sangat tegang. Selesai dibersihkan, sang ayah mengadzankan si mungil yang masih di dalam inkubator. Satu kata yang bisa kugambarkan dari moment ini adalah HARU! Yes, aku yang sedang bekerja menjadi sulit sekali fokus. Campur rasanya ingin segera menemui abang dan si bayi, mau menemui ibu si bayi, mau merasakan euforianya, berhubung aku masih ada amanah di kantor, setelah menurutku sang ayah selesai mengadzankan dan menerima ucapan sana sini, aku gakmau kalah untuk menjadi urutan awal-awal yang mengucapkan selamat. Aku menelepon Abang, 'Halo', iyak sodarah sodarah baru disautin halo aja udah bekaca-kaca mata aku. I Just can't handle it anymore, gitu. Memory-memory dari kecil main sama si abang terputar automatically, memory bagaimana rasanya melepas dia untuk menikah, dan akhirnya dia menjadi ayah. Membayangkan sang bunda yang lebih muda dari aku tapi jauh lebih hebat karena sudah melahirkan anak dari abangku dengan sekuat tenaga. Aku terharu! Dulu kamu sebesar itu ada di dalam perut, nak. Dibawa 9 bulan kemana pun sang bunda pergi. Alifa jangan lupa cium kening bundamu nanti.

#KisahAlifaArsyila gak cuma sampai sini, kedepannya akan ada cerita lagi dari new comer ini. Sampai tulisan ini dibuat, statusku naik satu tingkat menjadi (young) Aunty.

Untuk Alifa : Aunty bikin tulisan ini biar nanti pas kamu sudah bisa baca, atau at least kamu udah ngerti biar ayah-bunda kamu bacain tulisan ini ke kamu.

Ya, Allah terima kasih Alifa Nur Arsyila telah lahir dengan sehat dan selamat ❤❤

Tag-tag: KisahAlifaArsyla